Dont go trina download


















Saturday 25 September Sunday 26 September Monday 27 September Tuesday 28 September Wednesday 29 September Thursday 30 September Friday 1 October Saturday 2 October Sunday 3 October Monday 4 October Tuesday 5 October Wednesday 6 October Thursday 7 October Friday 8 October Saturday 9 October Sunday 10 October Monday 11 October Tuesday 12 October Wednesday 13 October Thursday 14 October Friday 15 October Saturday 16 October Sunday 17 October Monday 18 October Tuesday 19 October Wednesday 20 October Thursday 21 October Friday 22 October Saturday 23 October Sunday 24 October Monday 25 October Tuesday 26 October Wednesday 27 October Thursday 28 October Friday 29 October Saturday 30 October Sunday 31 October Monday 1 November Tuesday 2 November Wednesday 3 November Thursday 4 November Friday 5 November Saturday 6 November Sunday 7 November Monday 8 November Tuesday 9 November Wednesday 10 November Thursday 11 November Friday 12 November Saturday 13 November Sunday 14 November Monday 15 November Tuesday 16 November Wednesday 17 November Thursday 18 November Friday 19 November Saturday 20 November Sunday 21 November Monday 22 November Tuesday 23 November Wednesday 24 November Thursday 25 November Friday 26 November Saturday 27 November Sunday 28 November Monday 29 November Tuesday 30 November Wednesday 1 December Thursday 2 December Friday 3 December Saturday 4 December Sunday 5 December Kaisar Nero menerapkan sikap bermusuhan terhadap orang Kristen.

Ia merestui penganiayaan terhadap orang Kristen yang dianggapnya takhayul. Untuk meredam keributan di sekitar terbakarnya kota Roma, Nero menuduh orang Kristen sebagai pelakunya.

Komunitas Kristen dituduh sebagai kelompok yang membenci manusia odium humanis generis atau misanthrophia. Situasi yang telah lama mencekam gereja orang percaya akhirnya berbalik. Dari penganiayaan negara pemerintah terhadap gereja berbalik menjadi pengakuan yang dialami oleh gereja terhadap negara. Sejarah mencatat dari penganiayaan gereja lambat laun berubah menjadi pengakuan yang absolut terhadap gereja atau kekristenan.

Pengakuan yang absolut tersebut terjadi ketika Constantine Konstantin memegang tampuk pemerintahan. Mengenai sejarah diakuinya kekeristenan oleh negara di bawah pemerintahan Konstantin, Rick Joyner menuliskannya sebagai berikut:. Pada tahun M, penganiayaan kekaisaran Romawi terhadap umat Kristen tiba-tiba secara resmi dihentikan.

Kemudian, tersebar berita bahwa kaisar Constantine sendiri menyatakan diri sebagai orang Kristen. Untuk memahami perubahan yang radikal ini, kita harus kembali ke tahun , ketika Constantine menjadi kaisar Romawi. Masa itu merupakan masa perang saudara yang berkepanjangan, karena banyak pihak yang berusaha memperebutkan takhta kekaisaran Romawi. Constantine merasa bahwa kampanyenya melawan Maxentius, salah satu pesaingnya, akan mementukan siapa yang menjadi penguasa tunggal kekaisaran.

Kabar burung menyebutkan bahwa ia bersimpati kepada orang-orang Kristen oleh karena istrinya, Fauta, telah memeluk agama Kristen.

Constantine mengungkapkan bahwa ia juga bermimpi yang sama pada waktu malam. Keesokkan paginya, Constantine bangun dan menceritakan mimpinya itu kepada kawan-kawannya. Kemudian, ia mengumpulkan tukang pahat dan menggambarkan tanda tersebut kepada mereka supaya mereka dapat membuatnya di atas emas dan batu-batu berharga.

Pada tanggal 28 Oktober , Constantine memenangkan perang Jembatan Mulvian. Setelah itu, ia secara resmi menjadi Kristen dan memerintahkan agar symbol nama Juruselamatnya tanda silang yang terdiri dari huruf Yahudi chi dan rho menjadi lambang tentaranya. Sebuah pemahaman tentang pertobatan dan pengaruh kaisar Constantine atas gereja sangat penting bagi kita, agar kita memiliki pengertian yang lebih baik mengenai dunia saat ini.

Pengaruh-pengaruh ini masih memiliki berbagai akibat yang cukup besar baik dalam agama, filsafat dan pemerintahan. Meskipun banyak orang yang meragukan pertobatan yang dialami oelh Konstantin, akan tetapi tindakan yang dilakukannya dengan menjadikan Kristen sebagai agama negara telah memberikan dampak yang sangat besar terhadap perkembangan kekristenan.

Pengakuan tersebut membuat agama Kristen berdiri dengan kokoh di dalam negara. Sekalipun trauma penganiayaan yang telah terjadi selama berabad-abad masih dirasakan gereja, namun dengan situasi yang telah stabil tersebut membuat gereja merasakan kebebasan melaksanakan ritual agamawi dalam negara. Pengaruh tersebut tentunya dapat dikategorikan sebagai hal yang positif terhadap kekristenan. Namun, pengaruh positif selalu dibarengi dengan pengaruh negatif.

Banyak ahli sejarah yang menyatakan bahwa keadaan pada masa itu adalah sejarah gelap yang dilakukan oleh gereja. Di kemudian hari Gereja Katolik Roma memegang peranan yang sangat besar terhadap sejarah kekristenan.

Terutama pada saat Konstantine menetapkan kota Konstantinopel sebagai kota Kristen pusat kekristenan. Pada abad pertengahan, Gereja Katolik Roma memegang peranan penting terhadap berbagai keputusan yang dilakukan oleh gereja. Negara Republik Indoneia juga sejak sebagai bangsa yang berjuang untuk kesatuan bangsa dan wilayah.

Parallelisme tujuan Negara dan Gereja tersebut menarik perhatian banyak orang pada waktu itu, termasuk para pemimpin gereja-gereja, sehingga timbul pembicaraan yang agak ramai. Orang menanyakan, apakah ucapan Dr. Leimena tersebut bersifat sosial-politis belaka yang keluar dari mulut seorang negarawan? Ataukah suatu ucapan teologis-oikumenis yang dinyatakan oleh seorang teolog awami?

Apabila tujaun Gereja dan Negara adalah sama dan oleh karena itu irang sebutkan adanya parallelisme, maka sejumlah pertanyaan akan muncul. Apakah wujud Gereja dan apakah pula wujud negara? Apakah yang benar-benar dimaksudkan dengan kesamaan tujuan itu? Bagaimanakah relasi antara Gereja dan Negara? Apakah yang dapat dipelajari dari sejarah tentang persoalan mengenai relasi Gereja dan Negara, umpamanya di Barat? Bagaimanakah keadaan di Indonesia, baik dalam zaman kolonial, maupun dalam zaman Indonesia merdeka?

Jelaslah sudah, bahwa setelah mendengar sejumlah pertanyaan di atas, maka kini kita berhadapan dengan satu bab yang penting dalam Etika Politik, yakni relasi Gereja dan Negara.

Persoalan tersebut dapat dibahas secara teoritis dan praktis. Teoritis, karena berdasarkan semua data pemberitaan Kitab Suci, dapat diadakan suatu refleksi sistematis dan selanjutnya ditarik beberapa kesimpulan.

Dan dalam hubungan ini apa yang disebutkan Negara dalam konteks Kitab Suci, adalah lain dari pada keadaan negara dalam zaman modern sekarang. Apa yang disebutkan negara dalam konteks Kitab Suci, mempunyai bentuk yang sama saja dengan kerajaan yang mempunyai masyarakat feodal.

Sedangkan pengelompokan rakyat dalam bentuk partai politik, sebagaimana terdapat dalam negara demokratis modern, tidak ada. Demikian juga halnya dengan tidak adanya konstitusi negara.

Namun yang penting dan selalu ada dulu dan sekarang dalam bentuk negara apapun, adalah faktor-faktor kuasa, kebebasan, kemakmuran, kemauan dan tujuan negara.

Ucapan Dr. Leimena yang disinggung di atas, mengantar gereja-gereja pada konkrit. Bagaimana sebenarnya gereja-gereja yang sedang beroikumene di Indonesia, merumuskan hubungan Gereja dan Negara dalam konteks Pancasila dan UUD ? Mengenai pertanyaan tersebut, dapat dikatakan, bahwa gereja-gereja di Indonesia belum tegas secara oikumenis menyatakan pendiriannya, artinya pendirian teologis tentang relasi Gereja dan Negara. Dapat dicatat, bahwa tidak semua gereja di Indonesia telah mencantumkan suatu rumusan tentang relasi Gereja dan Negara dalam naskah-naskah kepercayaannya.

Dewan Gereja-gereja di Indonesia dalam beberapa konperensi Gereja dan Masyarakat, dan juga dalam pesan-pesannya telah menyinggung permasalahan yang dimaksudkan di atas.

Ialah Pemerintah yang melawan kejahatan, yang mempertahankan keadilan dan berusaha, agar orang percaya dapat hidup dengan sejahtera seperti tercantum pada Roma 13 dan I Timotius Pada lain pihak kita harus ingat yang tercantum pada Kisah Rasul-Rasul Pasal wajiblah orang menurut Allah lebih dari pada manusia. Sebaliknya Gereja pada saat-saat yang perlu harus memperdengarkan suaranya terhadap Pemerintah.

Dengan ajaran ini kita tolak paham yang mengatakan : Negara adalah Negara keagamaan, sebab: Negara dan Gereja mempunyai bidang —bidang tersendiri Matius Jika perlu di hadapan hakim untuk menyaksikan kebenaran, orang Kristen boleh bersumpah, demikian pula waktu menerima jabatan atau pangkat. Pertama, mengapakah sehingga HKBP pada waktu tertentu dalam sejarahnya, memutuskan untuk menyatakan konfesi Gereja?

Makna apakah yang terkandung dalam model relasi Gereja dan Negara untuk keadaan sekarang? Mengenai pertanyaan pertama dapat dijawab sebagai berikut. Setiap gereja harus dapat merumuskan imannya. Apa yang menjadi pokok-pokok kepercayaan gereja perlu dirumuskan sehingga menjadi pegangan dan pedoman penghayatan bagi anggota-anggota gereja.

Perumusan iman tersebut dapat diselenggarakan oleh satu gereja, seperti halnya dengan HKBP, atau oleh beberapa gereja dalam hubungan oikumenis. Mengenai konfesi HKBP dilaporkan, bahwa sebagai anggota Lutheran World Federation, maka HKBP harus memenuhi salah satu syarat, ialah konfesi tertulis dari pada gereja yang melamar untuk menjadi anggota. Mengenai pertanyaan kedua, dapat dicatat sebagai berikut.

Hal ini mengenai kuasa sumber kuasa dan pemanfaatannya secara bertanggungjawab oleh Negara. Pada sebelah lain fungsi gereja terhadap Negara dititikberatkan pula.

Jadi nampak adanya batas-batas dari pada Gereja pada satu pihak dan dari pada Negara pada lain pihak. Dan juga ditentang penyatuan Negara dengan Agama Negara keagamaan. Yakni, bahwa Negara wajib menciptakan keadilan, art, keadilan hukum, sosial-politik, ekonomi dsb. Ahli-ahli Taurat dan imam-imam kepala mengamat-amati Yesus. Mereka menyuruh kepada-Nya mata-mata yang berlaku seolah-olah orang jujur, supaya mereka dapat menjerat-Nya dengan suatu pertanyaan dan menyerahkan-Nya kepada wewenang dan kuasa wali negeri.

Apakah kami diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak? Mereka heran ak an jawab-Nya itu dan mereka diam. Topik ini bukan lagi hal baru, namun tetap hangat diperbincangkan. Terlebih pada saat-saat Pemilu , sekarang ini.

Dengan sistim multi-partai dan banyaknya ikatan-ikatan primordial dan simbol-simbol keagamaan yang digunakan, mengharuskan umat Kristen untuk menyikapinya dengan bijak. Sikap konvensional yang selama ini dirumuskan di bidang politik adalah bahwa gereja memiliki tugas politik, tetapi tidak terlibat dalam politik praktis.

Namun begitu, gereja dalam kenyataannya acap mudah terseret ke dalam permainan politik. Demikian juga sikap tentang hubungan antara agama baca: gereja dengan negara, masih terdapat ragam pemahaman, seperti: terpisah, bermusuhan, atau koordinasi.

Maka ada baiknya masalah ini terus-menerus didalami dengan menafsir ulang Alkitab sesuai dengan konteks zaman ini. Selama ini, salah satu nas Alkitab yang sering digunakan dasar menanggapi masalah ini adalah ucapan Yesus dalam Lukas , di samping Roma 13; 1 Petrus 3; dan Wahyu Dalam PA kali ini, kita akan berusaha untuk membahas masalah hubungan agama dengan negara berdasarkan Lukas Orang-orang Yahudi enggan membayar pajak kepada penguasa Romawi.

Sebab itu merupakan tanda bangsa taklukan atau jajahan. Lebih daripada itu, masalah itu juga berhubungan dengan masalah iman. Dinar yang diminta Yesus itu adalah lambang kekuasaan Romawi. Pada sisi muka terlihat gambar Kaisar Tiberius, sedangkan pada sisi belakang tergambar ibunda kaisar yang duduk di atas takhta ilahi sebagai inkarnasi dari Damai Sorgawi.

Yang sangat menyinggung iman orang-orang Yahudi ialah tulisan pinggir yang ada pada mata uang itu yang menyatakan bahwa Kaisar itu adalah Tuhan dan Imam Agung. Tulisan dipinggir belakang, yang merupakan lanjutan gelar Kaisar, berbunyi: Pontifex Maximus , artinya: Imam Tertinggi.

Pada abad pertengahan, terdapat dua pandangan. Pertama: pandangan tentang dua pedang two swords , yaitu adanya dua kekuasaan yang masing-masing mandiri Paus Gelcius I.

Menurutnya, gereja dan negara memiliki tingkat kekuasaan yang sama tetapi memiliki keunggulan masing-masing. Misalnya, gereja lebih unggul dalam kehormatan, sedangkan negara lebih unggul dalam kekuatan fisik. Kedua: padangan tentang hukum kodrati natural law. Menurut pandangan ini, semua manusia baik penguasa maupun rakyat sama-sama diperintah dan diawasi oleh satu kerangka, yaitu hukum kodrati yang diciptakan dan diatur oleh Allah. Tidak ada kekuasaan yang mutlak karena semua kekuasaan dibatasi untuk hanya mencari kebaikan menurut hukum kodrati Thomas Aquinas.

Di sini, gereja dan negara, Paus dan Kaisar, sama-sama tunduk kepada hukum kodrati yang bersumber dari kuasa Allah. Gereja Katolik memahami peran gereja dalam dunia berhubungan dengan hal-hal rohani dan moral, sedangkan tugas negara mengurus kehidupan bernegara dan politik.

Luther dan Calvin menghilangkan kekuasaan gereja di dalam negara, walaupun masih tetap mempertahakan hubungan asimilasi. Dengan dmeikian, negara dan gereja mempunyai tugasnya masing-masing. Walau begitu, bagi Luther, gereja membutuhkan perlindungan negara agar tetap bisa hidup. Calvin, meski lebih berpendirian teokratis, tetapi juga masih membela perlunya ketaatan kepada pemerintah, tetapi gereja harus menolak perintah-perintah yang bertentangan dengan Alkitab.

Intinya, Luther dan Calvin, membela bahwa gereja dan negara harus taat pada friman Allah. Pada abad modern abad xix-xxi , faham demokrasi dan kebebasan menguat. Maka konsep-konsep PB tentang hubungan gereja dan Negara tidak bisa diterapkan begitu saja, melainkan harus ditafsir ulang, karena konteks dan situasi yang sangat berbeda.

Paham mengenai kehadiran gereja dalam dunia, termasuk di setiap Negara memperlihatkan adanya dua pandangan utama, yaitu: paradigma transformasi, dianut oleh Katolik, Lutheran, Calvinis dan metodis. Sedangkana pandangan kedua, yaitu: pemisahan ketat, dianut oleh Mennonite, Baptis dan Pentakosta.

Lalu, posisi yang diambil negara ketika berhadapan dengan gereja, ditentukan oleh kepentingan politiknya, juga ditentukan oleh peran gereja dan kelompok agama lainnya dalam masyarakat. Dalam bagian ini kita akan membahas tentang hubungan gereja dengan Negara. Gereja yang hadir di tengah dunia hidup bukanlah untuk dirinya sendiri tetapi juga untuk lingkungan dimana ia ada..

Empat Model Hubungan Gereja dan Negara Di bawah ini akan diuraikan 4 model hubungan gereja dengan Negara antara lain:. Gereja dalam Konteks Indonesia Dalam konteks Indonesia, kedudukan Gereja berada pada bekerjasama, dimana Negara melindungi dan memberikan hak pada masyrakatnya untuk memeluk agama sesuai dengan keyakinannya. Hubungan gereja dan Negara sifatnya koordinatif setara dan saling bekerja sama bukanlah subordinatif yang satu menguasai yang lain.

Demikian pula agama dalam hal ini gereja ikut membina warganya agar dapat berpartisipasi dengan baik dalam mayarakat dengan penuh rasa tanggung jawab menjaga stabilitas kebangsaan ini.

Hubungan gereja dan negara dalam teologi Calvin sangat erat dan dapat disimpulkan bahwa kedua lembaga ini saling berdampingan, sama-sama bertugas melaksanakan kehendak Allah dan mempertahankan kehormatannya.

Hal ini disebabkan oleh karena Calvin yang mencita-citakan suatu pemerintahan yang teokrasi. Dan dalam hal inilah pun pemerintah mempunyai tugas untuk mendukung gereja. Ini disebabkan karena Johannes Calvin memiliki pandangan positif kepada Negara. Ia menolak gereja sebagai subordinasi di bawah Negara, atau dengan subordinasi gereja, tetapi iuxtaposisi kesetaraan yang berdampingan dan kooperatif mitra kerjasama.

Menurut Christiaan de Jonge dalam bukunya Apa itu Calvinisme? Menjelaskan bahwa pemahaman Calvin mengenai negara dan hubungan antara gereja dan pemerintah pertama-tama menjadi tampak dari penolakkannya terhadap penganut reformasi radikal yang menganggap pemerintahan itu jahat. Menurut Calvin pemerintah dunia tidak berhak dalam urusan perkara-perkara yang semata-mata mengenai hidup Gereja sendiri — berdasarkan pada uraian latar-belakang di atas.

Keduanya saling eksploitasi dengan Aneka trik. Pemilahan antara Gereja dan politik tidak berarti bahwa umat kristiani tidak boleh terlibat dalam kegiatan politik. Perlu dipilah jelas makna Gereja sebagai institusi dan sebagai umat Allah. Justru sebaliknya, umat kristiani sebagai Gereja yang terpanggil untuk menghadirkan kebenaran, keadilan, dan kedamaian harus terlibat proaktif dalam upaya pemenuhan kesejahteraan umum yang merupakan tujuan dari politik.

Setiap umat kristiani bersama seluruh komponen bangsa harus mengupayakan kesejahteraan umum dan keadilan sosial. Ini berkaitan dengan kebijakan politik para negarawan. Keterlibatan umat kristiani dalam proses politik diharapkan dapat ikut mempengaruhi pengambilan kebijakan politik yang lebih adil. Dengan kata lain, politik merupakan salah satu jalan dan arena di mana nasib dan masa depan seluruh rakyat ditentukan.

Melihat kondisi Indonesia, keterlibatan umat kristiani dalam proses politik bukan lagi suatu pilihan fakultatif, melainkan telah menjadi kebutuhan yang mendesak. Pertanyaan teknis tentang, bolehkah orang Kristen berpolitik, harus dijawab dengan tegas, boleh! Bahkan bolehkah gereja berpolitik, jawabnya juga, ya! Tentu semuanya ada dalam payung refleksi iman di atas. Gereja sebagai institusi keagamaan jelas tidak berpolitik dalam pengertian menduduki kekuasaan atau berpihak pada salah satu kelompok politik partisan.

Kita sebagai gereja reformasi mewarisi tradisi mengenai pemisahan kekuasaan antara agama dan negara. Tetapi gereja menjalankan tanggungjawab moril atas politik masyarakat. Di lain pihak anggota gereja sebagai warga negara selain mempunyai tanggungjawab moril yang luas, ia juga mempunyai hak dan tanggungjawab untuk berperan di dalam politik, termasuk politik kekuasaan.

Artinya sebagai individu dan warga negara, seorang anggota gereja dapat menjalankan fungsi individualnya. Tetapi tentu seluruh refleksi di atas tetap relevan, keberadaan seorang anggota gereja di dalam pemerintahan bukan untuk mengambil keuntungan bagi kehidupan gereja itu sendiri.

Karena sebagai anggota gereja maka warga negara itupun diharapkan dapat menjadi alat kesaksian bagi politik masyarakat yang luas dan adil. Kelihatannya di Indonesia situasi ini masih terus kuat. Statement ini menjadi semacam excuse pada saat gereja enggan berbicara apapun mengenai politik dan kondisi masyarakat umum.

Hal ini sebenarnya juga adalah wacana lama yang pernah sangat kuat di tengah masyarakat Kristen tertentu di Indonesia, yang mendambakan sosok individu Kristen di dalam kabinet atau jajaran tentara dan pegawai negeri. Pada kenyataannya harapan ideal ini selalu gagal, karena pertama, ada kelemahan sistem sosial di mana dominasi kelompok mayoritas amat kuat; kedua, politik kekuasaan dan kepentingan menghadirkan ketidaktulusan gereja dan orang kristen.

Hal yang perlu kita bangun berdasarkan refleksi teologi politik di Indonesia saat ini adalah :. Gereja sebagai institusi keagamaan sudah seharusnya menjaga jarak dengan institusi politik kekuasaan, dalam hal ini pemerintah. Jarak inilah yang akan mendukung fungsi krisis gereja sebagai agama maupun civil society. Dengan demikian juga kita menghindar dari sikap yang menghalalkan pemerintah godaan politik ontokrasi. Ada banyak contoh mengenai sikap politik gereja formal maupun tidak yang menunjukkan bahwa gereja mengejar kekuasaan atau kepentingan dirinya.

Jelas sikap seperti ini tidak hanya dilakukan pada saat momentum pemilu, tetapi hampir di seluruh perjalanan hidup politik gereja di Indonesia lihat Sirait : dst. Kita dapat mengerti bahwa keadaan seperti ini didorong oleh situasi dan kondisi bernegara — berbangsa — beragama di Indonesia yang memang tidak ideal. Diskriminasi dan ketidakadilan terjadi di mana-mana di berbagai wilayah masyarakat termasuk wilayah hubungan agama-agama, yang menghasilkan sikap iman dan politik gereja yang tidak ideal pula lih.

Hadiwitanto Karena itu sebagai gereja kita perlu mengubah konsep berpolitik ke arah yang lebih benar dan luas. Bukan gereja politik untuk mengejar kekuasaan dan kepentingan, melainkan politik gereja yang menghasilkan teologi politik yang ideal, yaitu refleksi-refleksi dan tindakan iman di dalam serta demi kepentingan kehidupan masyarakat banyak. PUPUK SP 36 Yang berfungsi untuk pertumbuan akar kususnya tanaman muda dan dapat membanta asimilasi dan pernafasan serta mempercepat pembungaan dan memasakan buah.

PENUTUP Dengan teknologi seperti terturai diatas produktivitas usaha tani padi pastikan berhasil dengan baik dan sukses dalam rangka peningkatan produk padi indonesia danpemerintah tidak lagi eksport beras da ri negara tetanga. Posted by pertanian at AM. Submitted by ucu. Menurut beberapa informasi yang saya peroleh cara tanam ini pertama kali diperkenalkan oleh Bapak Legowo kepala dinas pertanian kabupaten Banjar Negara.

Pada prinsipnya sistem tanam jajar legowo adalah meningkatkan populasi dengan cara mengatur jarak tanam. Selain itu sistem tanam tersebut juga memanpulasi lokasi tanaman sehingga seolah-olah tanaman padi dibuat menjadi taping tanaman pinggir lebih banyak.

Seperti kita ketahui tanaman padi yang berada dipinggir akan menghasilkan produksi lebih tinggi dan kualitas gabah yang lebih baik hal ini disebabkan karena tanaman tepi akan mendapatkan sinar matahari yang lebih banyak.

Cara tanam padi jajar legowo merupakan salah satu teknik produksi yang memungkinkan tanaman padi dapat menghasilkan produksi yang cukup tinggi serta memberikan kemudahan dalam aplikasi pupuk dan pengendalian organisme pengganggu tanaman. Padi yang merupakan tanaman pangan utama penduduk, sebagian besar diproduksi di lahan sawah. Belum optimalnya produktivitas padi lahan sawah antara lain karena serangan hama, penyakit dan gulma.

Melalui perbaikan cara tanam padi dengan sitem jajar legowo diharapkan selain dapat meningkatkan produksi, pengendalian organisme pengganggu dan pemupukan mudah dilakukan. Jajar Legowo 2 : 1 40 cm x 20 cm x 10 — 15 cm adalah salah satu cara tanam pindah sawah yang memberikan ruang barisan yang tidak ditanami pada setiap dua barisan tanam, tetapi jarak tanam dalam barisan lebih rapat yaitu 10 cm tergantung dari kesuburan tanahnya.

Pada tanah yang kurang subur kebiasaan petani tanam cara tegel 20 cm x 20 cm, menggunakan jarak tanam dalam barisan 10 cm. Pada tanah dengan kesuburan sedang kebiasaan petani tanam cara tegel 22cm x 22 cm, jarak tanam dalam barisan 12, 5 cm.

Pada tanah yang subur 25 cm x 25 cm, jarak tanam dalam barisan 15 cm. Lahan sawah yang sudah siap ditanami, 1 — 2 hari sebelum tanam air dibuang sehingga lahan dalam keadaan macak-macak. Tujuan air dihilangkan adalah untuk dapat membentuk garis-garis tanam secara jelas. Dengan menggunakan alat pembuat garis jajar legowo 2 : 1 Atajale 2 : 1 , dibuat garis tanam 40 cm x 20 cm x 10 cm dengan cara menarik atajale pada lahan yang akan ditanami. Arah baris tanam sebaiknya sesuai dengan arah aliran air pegairan.

Bibit padi umur kurang dari 21 hari sebanyak bibit ditanam pada perpotongan garis-garis yang terbentuk, dengan cara maju atau mundur sesuai kebiasaan regu tanam.

Pemupukan dilakukan secara alur pada tempat yang berjarak 20 cm dan posisi yang memupuk pada tempat yang berjarak 40 cm. Jarak tanam dalam barisan 10 cm tidak perlu dilakukan penyiangan karena gulma akan kalah berkompetisi dengan pertumbuhaan tanaman padi.

Disamping itu, kegiatan pemamtauan dan pelaksanaan pengendalian penyakit dapat lebih mudah dilaksanakan. Perjuangan sengit dibalik kelabu. Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua. Baiklah, terlebih dahulu mendefinisikan Apa yang dimaksud dengan Kekerasan Dalam Rumah Tangga secara harafiah. Kekerasan Dalam Rumah Tanggga adalah suatu tindak kekerasan yang dilakukan di dalam kehidupan rumah tangga, baik oleh suami maupun oleh isteri.

Namun kalau menurut penalaran saya, Kekerasan Dalam Rumah Tangga itu dapat juga diartikan sebagai Ketidakseimbangan antara harapan dengan kenyataan di dalam kehidupan rumah tangga. Ketidakseimbangan tersebut dapat berupa perlakuan yang tidak adil oleh Suami terhadap isteri maupun Isteri terhadap Suami. Kekerasan Dalam Rumah Tangga sudah menjadi hal yang biasa untuk dibicarakan, sebab kebanyakan Orang-orang yang telah berumah tangga hampir sudah sering melakukan tindak kekerasan yang dapat merugikan kedua belah pihak, dan juga akan menimbulkan percekcokan di antara kedua belah pihak.

Banyak sekali contoh-contoh dalam Kekerasan Dalam Rumah Tangga ini, seperti misalnya Seorang suami memaksa sang Isteri untuk bekerja mencari uang, sedangkan sang Suami malah keasyikkan tidur ataupun bersantai-santai di rumah.

Lalu ada lagi, misalnya sang Suami menganiaya sang Isteri dengan perlakuan yang kasar dan mengucapkan kata-kata yang tidak pantas diucapkan kepada sang Isteri. Tak jarang juga kita lihat malah sebaliknya, seorang isteri melakukan suatu tindak Kekerasan dalam rumah tangga, misalnya disaat keadaan ekonomi sang suami lagi meningkat ataupun Sang Suami mendapat pekerjaan yang mapan, sang isteri dengan setianya mendampingi sang Suami dan melayani suami dengan memenuhi permintaan sang suami.

Akan tetapi, ketika suami dalam keadaan terpuruk atau kondisi ekonomi suami bangkrut, atau juga misalnya sang suami terkena PHK oleh Perusahaan tempat sang suami bekerja, sehingga sang suami kehilangan pekerjaan dan tidak bisa lagi memenuhi keinginan sang isteri untuk membeli kebutuhan hidup sehari-hari.

Dalam kondisi seperti ini, sang isteri malah membentak-bentak suami dan memaksa suami untuk mencari pekerjaan luar yang gajinya tidak seberapa, dan pekerjaan nya juga berat, misalnya menjadi kuli bangunan. Sementara, sang suami masih dalam kondisi stress maupun depresi, karena telah kehilangan pekerjaanya, dan jatuh sakit gara-gara terlalu banyak pikiran. Si isteri kan seharusnya menghibur sang Suami dan memotivasi suami agar dapat bangkit dari keterpurukan yang mereka alami, namun malah sang isteri mematahkan semangat sang suami dan memaksa sang suami untuk mencari uang dengan berbagai cara, dan kadang kala sang isteri menyuruh suami untuk mencari pekerjaan yang tidak halal seperti Merampok Bank ataupun mengedarkan narkoba, demi mendapatkan uang yang banyak.

Tentunya dengan keadaan seperti ini, malah akan menambah permasalahan di dalam kehidupan rumah tangga mereka. Faktanya, ada juga seorang isteri yang tega meninggalkan sang suami, karena sang suami tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan sang isteri dengan meminta cerai kepada suami, dan mencari laki-laki lain yang mempunyai pekerjaan yang lebih mapan dan lebih kaya raya.

Hal-hal yang seperti ini dapat menimbulkan berbagai dampak yang merugikan. Apa saja dampak kekerasan yang dialami sang isteri ketika mendapatkan perlakuan kasar dari suami, atau sang suami diperlakukan kasar oleh sang isteri?. Dampak dari kekerasan terhadap kedua belah pihak adalah seperti mengalami sakit fisik, tekanan mental, menurunnya rasa percaya diri dan harga diri, mengalami rasa tidak berdaya, mengalami stress pasca trauma, dan bahkan dapat menimbulkan keinginan untuk bunuh diri untuk mengakhiri hidupnya dari keterpurukan yang dialami.

Dampak dari kekerasan dalam rumah tangga ini juga dapat berpengaruh bagi anak, kemungkinan kehidupan sang anak akan dibimbing dengan kekerasan, peluang terjadinya perilaku yang kejam pada anak-anak akan lebih tinggi, anak juga akan dapat mengalami depresi. Dan anak juga dapat berpotensi untuk melakukan kekerasan pada pasangannya nantinya apabila telah menikah karena anak mengimitasi perilaku dan cara memperlakukan orang lain sebagaimana yang telah dilakukan oleh orang tuanya.

KDRT tidak akan terjadi jika tidak ada penyebabnya. Banyak factor-faktor yang menyebabkan terjadinya kekerasan dalam rumah tangga. Beberapa faktor tersebut misalnya: Adanya perbedaan antara posisi laki-laki dan perempuan dalam masyarakat tidak sama, sehingga akan menimbulkan terjadinya sikap saling merendahkan dan tidak menghargai posisi satu sama lain, Adanya persepsi mengenai kekerasan yang terjadi dalam rumah tangga harus ditutupi karena merupakan masalah keluarga dan bukan masalah social, sehingga permasalahan dalam rumah tangga tidak akan bisa diketahui dan dibantu oleh masyarakat setempat.

Untuk menurunkan kasus-kasus kekerasan dalam rumah tangga maka masyarakat perlu digalakkan pendidikan mengenai HAM dan pemberdayaan perempuan; menyebarkan informasi dan mempromosikan prinsip hidup sehat, anti kekerasan terhadap perempuan dan anak serta menolak kekerasan sebagai cara untuk memecahkan masalah; mengadakan penyuluhan untuk mencegah kekerasan; mempromosikan kesetaraan jender; mempromosikan sikap tidak menyalahkan korban melalui media.

Sedangkan untuk pelaku dan korban kekerasan sendiri, sebaiknya mencari bantuan pada Psikolog untuk memulihkan kondisi psikologisnya. Bagi suami sebagai pelaku, bantuan oleh Psikolog diperlukan agar akar permasalahan yang menyebabkannya melakukan kekerasan dapat terkuak dan belajar untuk berempati dengan menjalani terapi kognitif. Toggling continuous analysis spacebar will allow you to switch between manually navigating the current game, and automatically advancing it.

Keep in mind that partial games are not uploaded, so it is best to plan to keep it running for at least an hour, if not several, for the most effective contribution. See these instructions for how to modify the look of any graphics or colours, and creating or install themes. Skip to content. Star Improve your Baduk skills by training with KataGo!

View license. Branches Tags. Could not load branches. Could not load tags. Latest commit. Bump pillow from 8. Git stats 1, commits. Failed to load latest commit information. View code. KaTrain KaTrain is a tool for analyzing games and playing go with AI feedback from KataGo: Review your games to find the moves that were most costly in terms of points lost. Play against AI and get immediate feedback on mistakes with option to retry. Play against a wide range of weakened versions of AI with various styles.

Automatically generate focused SGF reviews which show your biggest mistakes. On macOS, you can also use brew install katrain to install the app. In a teaching game, KaTrain will analyze your moves and automatically undo those that are sufficiently bad. Instant feedback The dots on the move indicate how many points were lost by that move. The colour indicates the size of the mistake according to KataGo The size indicates if the mistake was actually punished.

Going from fully punished at maximal size, to no actual effect on the score at minimal size. AIs This section describes the available AIs. Recommended options for serious play include: KataGo is full KataGo, above professional level. The analysis and feedback given is always based on this full strength KataGo AI. Calibrated Rank Bot was calibrated on various bots e. GnuGo and Pachi at different strength settings to play a balanced game from the opening to the endgame without making serious DDK blunders.

Further discussion can be found here and here. Simple Style Prefers moves that solidify both player's territory, leading to relatively simpler moves. ScoreLoss is KataGo analyzing as usual, but choosing from potential moves depending on the expected score loss, leading to a varied style with mostly small mistakes.

Policy uses the top move from the policy network it's 'shape sense' without reading.



0コメント

  • 1000 / 1000